pil-tei

Minuman Paling Ekstrem, Wine Bayi Tikus Bisa Menyembuhkan Penyakit

Jika mendengar kata wine, apa yang kamu pikir kan? Biasanya, orang yang tidak biasa atau bahkan sama sekali tidak pernah mencicipi minuman beralkohol ini selalu beranggapan bahwa minuman ini tidak baik karena memberikan efek memabukan. Padahal sebenarnya jika wine diminum di musim dingin dengan takaran yang pas akan terasa hangat dan nikmat tanpa ada efek memabukan. Wine minuman buah-buahan yang diolah menjadi minuman beralkohol yang sangat banyak peminatnya. Tidak hanya orang luar negeri saja, bahkan masyarakat-masyarakat Indonesia banyak yang menyukai minuman ini. Minuman ini tidak hanya memberikan kenikamatan di saat musim dingin, tapi juga akan memberikan dampak negatif bila terlalu sering meminum nya terlebih lagi bila lebih dari kadar batas nya. Tapi, apakah sepenuhnya kalian tahu tentang wine? Terbuat dari apakah wine itu? Dan apa saja jenis-jenis wine? Ingin tahu bukan?

Apakah Itu Wine?

Wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari fermentasi buah, khususnya anggur. Anggur dihancurkan, lalu dicampur dengan variasi yeast untuk mengubah kadar gula menjadi alkohol. Wine juga bisa dibuat dari buah-buahan lain. Dengan variasi spesies anggur dan yeast, produk wine yang dihasilkan pun akan berbeda. Variasi tersebut dapat dihasilkan dari interaksi kompleks antara perkembangan biokimia anggur, reaksi yang terlibat dalam proses fermentasi, lingkungan fermentasi, appellation (penyebutan atau nama yang diberikan untuk memnerangkan dimana anggur untuk wine tersebut tumbuh), serta campur tangan manusia dalam proses keseluruhan. Wine telah diproduksi selama ribuan tahun. Bukti terbaru menyatakan bahwa ditemukan sebuah kendi wine berumur 8000 tahun di Georgia. Jejak dari wine dapat juga terdapat di Iran setelah ditemukan kendi wine berusia 7000 tahun serta kilang wine berusia 6100 tahun di Armenia yang mana dianggap sebagai kilang wine pertama sejauh ini. Namun minuman fermentasi anggur telah dikenal oleh masyarakat Cina dengan ditemukannya tembikar anggur berumur 9000 tahun di Cina bagian utara. Wine mulai merambah Balkan sejak 4500 sebelum masehi dan dikonsumsi masyarakat Yunani dan Romawi. Dalam mitologi Yunani kuno, Dewa yang dianggap sebagai Dewa wine dan anggur adalah Dionysus, dalam mitologi Romawi kuno dikenal dengan nama Bacchus. sepanjang sejarah, wine dikonsumsi sebagai minuman untuk memabukkan. Wine memiliki banyak jenis dan rasa. Setiap rasa memiliki fermentasinya tersendiri, berkut ini beberapa jenis wine:

Red Wine / Anggur Merah : Red wine dibuat dari memproses anggur merah atau anggur hitam. Hasil akhir proses bisa sangat bervariatif, tergantung cuaca, curah hujan, daerah, tanah, type anggur, dll.

White Wine / Anggur Putih : White wine dibuat dari tipe anggur yang kuning, keemasan, hijau, atau juga beberapa tipe anggur merah. Jika menggunakan anggur merah, kulitnya tidak digunakan, hanya sarinya yang tidak berwarna yang digunakan. Untuk tipe anggur lain: kuning, hijau, keemasan, kulit anggurnya bisa saja digunakan atau juga tidak, dalam proses produksinya.

Rosé Wine / Pink Wine : Rosé wine / pink wine adalah variasi jenis wine yang menggunakan tipe anggur merah, tetapi secukupnya saja sampai warnanya merah muda. Warna merah muda tepatnya juga bisa bervariasi dari oranye, sampai agak keunguan, tergantung tipe anggur yang digunakan dan cara memprosesnya. Sewaktu menghancurkan tipe anggur merah, kulitnya dibiarkan bersentuhan dengan sarinya selama 1 – 3 hari. Lalu kulitnya tidak diikut sertakan dalam proses produksi selanjutnya. Mencampur red wine dan white wine untuk mendapatkan hasil akhir Rosé wine, tidak dianjurkan. Apalagi di negara seperti Perancis, hal ini adalah ilegal kecuali untuk membuat Champagne. Tetapi tetap, produsen-produsen kelas atas tidak menggunakan metode mencampur.

Champagne : Champagne adalah minuman sparkling white wine / white wine bersoda. Untuk bisa diberi nama Champagne, minuman ini harus diproduksi di daerah Champagne di Perancis, sekitar perjalanan 2 jam dari Paris ke arah timur laut. Anggur yang digunakan untuk Champagne adalah Chardonnay, Pinot Meunier, dan Pinot Noir. Tipe-tipe anggur ini pun harus ditumbuhkan di daerah-daerah yang telah disetujui oleh hukum. Namun pemberian nama Champagne, agak kurang dipatuhi oleh produsen-produsen negara wine modern (seperti Amerika). Mereka suka memberi nama Champagne seenaknya padahal minuman itu tidak dibuat di daerah Champagne, Perancis. Di Uni Eropa, nama Champagne dilindungi khusus untuk sparkling white wine yang diproduksi di daerah Champagne.

Dari jenis-jenis wine di atas yang mana aja nih yang udah pernah kamu cobain? Wine terbuat dari anggur sangat lah enak bila di minum pada malam hari di musim dingin. Wine biasa nya di hidangkan saat makan malam berasama teman, sahabat atau bahkan kekasih kamu. Wine seperti jenis-jensi di atas memiliki rasa yang hampir serupa, hanya saja Red wine lebih di sukai banyak orang dan lebih populer dari wine-wine lainnya. Tapi, jika kamu saja baru mencoba untuk mencicipi wine-wine di atas, apakah kamu berani untuk mencicipi wine dengan rasa terekstrem yakni wine rasa bayi tikus mati? Waww, rasa tikus mati? Gimana rasa nya itu guys? Penasaran? Yuk, baca lagi kebawah.

Wine Bayi Tikus

Inilah salah satu minuman paling ekstrim di dunia yakni Wine Bayi Tikus dari Korea Selatan dan Cina Kuno. Dinamakan demikan karena campuran pembuatan wine ini memanglah benar-benar bayi tikus yang baru berusia 2 hingga 3 hari. Walaupun minuman ini dikatakan berasal dari Korea Selatan, banyak pula yang berpendapat bahwa masyarakat China kuno lah yang menciptakannya. Meskipun belum ada bukti ilmiah mengenai khasiat dari minuman ekstrim ini, namun masih banyak orang-orang di Korea Selatan dan China yang mengkonsumsinya sebagai obat flu, asma, hingga hati.

Kebanyakan orang-orang di Cina kuno meramu minuman ini sendiri. Caranya: dengan menenggelamkan bayi tikus dalam toples berisi wine. Perendaman ini dilakukan selama 12-14 bulan, hingga terfermentasi sempurna. Namun, untuk mendapatkan wine lezat, bayi tikus yang digunakan harus berusia tidak lebih dari 2-3 hari. Bayi tikus pun dipastikan bersih agar wine tidak terkontaminasi.

Untuk cita rasa, banyak yang menyebut wine bayi tikus ini berasa pahit. Beberapa turis asing penikmat kuliner ekstrem mengatakan aromanya mirip bensin mentah. Ada pula yang berpendapat rasanya mirip dengan sup semut, hidangan ekstrem khas Thailand. Dilansir alwaysfoodie, konon masyarakat Korea kuno mengkonsumsi wine ini saat sakit dan tidak mampu pergi ke tabib atau dokter. Walaupun belum dibuktikan secara ilmiah, masih banyak masyarakat Korea dan China yang menggunakan wine bayi tikus untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti flu, asma hingga masalah hati.

Konsep dibalik Pebuatan Wine Bayi Tikus

Orang-orang dahulu di kenal karena pengetahuan mereka tentang medis yang sangat maju dan menentang semua obat-obatan yang di olah menjadi tablet atau semacam bentuk lainnya. Tetapi, berbeda dengan wine bayi tiku ini, karena diperkirakan memiliki khasiat obat yang sangat baik dan sangat efektif melawan salah satu penyakit paling mengerikan yakni asma. Minuman yang di olah dari buah anggur ini telah ada selama berabad-abad dan merupakan minuman tradisional. Jadi, siapa pun yang menggembangakan minuman teraneh ini tak perlu diperdebatkan, karena minuman wine ini sudah ada sebelum Cina Kuno maupun Korea memperkenalkan minuman beralkohol ini. Namun, meski sangat efektif melawan asma, wine ini juga dikatakan memiliki kemampuan untuk mengatasi penyakit lain dengan cukup baik termasuk penyakit hepatitis dan liver.

Di zaman kuno, saat penduduk desa tidak bisa membeli obat mahal untuk mengobati penyakit mereka, mereka biasa membuat wine ini untuk mengatasi penyakit. Tepatnya seberapa efektif ramuan menjijikan ini untuk menyembuhkan penyakit mereka. Disaat obat modern belum banyak yang terbukti bahwa bisa menyembuhkan penyakit, orang-orang di zaman kuno selalu meminum ramuan yang terbuat dari bayi tikus itu. Walaupun sangat menjijikan, tapi inilah obat yang menyembuhkan penyakit orang di zaman kuno dahulu.

Rasa dan Bahan Wine Bayi Tikus

Ini mungkin bagian yang kamu tunggu-tunggu. Jadi, mari kita mengakhiri segala sesuatu yang tidak berguna dan fokus pada apa yang ingin kita ketahui. Pertanyaan pertama, selera macam apa yang diharapkan? Mereka yang telah mencicipi wine ini mengatakan bahwa rasanya sangat mirip bensin. Sejauh ini seorang pecinta wine biasanya tidak mengharapkan hasil seperti itu dari wine, tapi Wine bayi tikus ini bukan milik kelompok pecinta wine biasa. Beberapa cangkir dan Anda harus cukup tinggi untuk berjabat tangan dengan layangan.

Bagaimana dengan ramuannya? Di sinilah keadaan menjadi sangat buruk. Di dalam botol kamu benar-benar bisa melihat tikus betina mati, tidak satu atau dua tapi setidaknya selusin. Waw sekali bukan? Agar wine sempurna, Tikus yang dimasukan kedalam botol dan dicampur dengan wine tidak boleh lebih memiliki umur 72 jam (3 hari). Selain itu, persyaratan lain bayi-bayi tikus itu tidak memiliki bulu dan masih dengan mati yang tertutup. Setelah sudah siap, masukan bayi tikus yang masih hidup kedalam botol yang berisi wine satu persatu. Biarkan mereka tenggelam dan simpan di sana selama 12-14 bulan untuk fermentasi. Setelah periode itu berakhir, wine dengan khasiat obat sudah siap. Tikus yang mati di dalam wine tidak dikeluar kan dari botol. Mereka tetap ada sampai seseorang ingin meminum wine tersebut sebagai obat atau hanya sekedar ingin mencicipinya.

Jadi apa yang kamu pikirkan? Jika kamu adalah pecinta wine, maukah kamu untuk mencoba wine tersebut? Mencoba wine bayi tikus mungkin suatu yang menjadi tantangan untuk kamu bukan? Tidak ada salah nya jika hanya sekedar mencoba, jika wine tersebut benar berkhasiat, bukan kah itu menjadi suatu berkah buat kamu?

Most Popular

To Top